Mbay,Rabu/9/11/2016 – Kepolisian Resort Kabupaten Ngada Nusa Tenggara Timur melakukan intimidasi dan Penindasan terhadap warga masyarakat adat Rendu Butowe, Ulupulu dan Labolewa terkait dengan Mega proyek pembangun waduk lambo .
Sejumlah anggota kepolisian di perintahkan untuk menakut-nakuti warga agar segera menerima proyek pembangunan waduk lambo.
Ketua Forum penolakan waduk Lambo ketika mendapat laporan warga kalau pihak Pemda melakukan arogan dengan mencabut pagar milik warga.Terkait Informasi itu ketua Forum Langsung menuju lokasi kejadian dan menanam kembali pagar yang telah dicabut oleh Sat Pol PP Pemda Nagekeo dan pada saat itu Ketua Forum ditanyai Kapolres perihal penanaman kembali pagar tersebut. “ Kenapa masayarakat tidak diredakan?” kata kapolres Ngada, pada selasa (8/11)
Saat itu Ketua Forum menjawab Kapolres kalau masyarakat ini berjuang untuk mempertahankan hak – hak milik mereka jadi masyarakat mempunyai hak untuk mempertahankan.
“ Masyarakat berjuang untuk mempertahankan hak miliknya, tanah leluhurnya ” kata ketua Forum.
Ibu Siti Aisa ketika dikonfirmasi melalui telepon seluler di lokasi kejadian. Pihaknya mengatakan bahwa saat ini polisi bersama aparat sat pol PP melakukan intimidasi, teror terhadap warga masyarakat yang menolak rencana pembangunan waduk Lambo dan berani menyerobot lokasi yang telah di pagari oleh warga,
Di ungkapnnya bahwa pihak kepolisian dan perempuan adat rendu saling berhadapan dalam mempertahankan tanah yang akan di ambil alih oleh Pemda Nagekeo.
“ Kami di intimidasi, di teror karena kami berani menghadang aparat kepolisian untuk mematok tanah kami untuk pembangunan waduk lambo. Di hadapan aparat kepolisian kami melakukan aksi telanjang dada karna jika tanah kami di rampas hidup kami mau dikemanakan” ungkapNya dilokasi penghadangan.
Lanjut Aisa, “pihak kepolisian dan Pol PP tidak malu dan dengan bangga mereka menonton video gratis, padahal kami hanya ingin menunjukan bahwa tanah kami adalah tumpuan hidup kami”, ujarnya
Menurutnya, Kepolisan telah merampas harga diri kaum perempuan yang telah mempetahankan tanahnnya, dan pemda harus bertanggung jawab, dan juga Mendesak kapolda dan kapolri untuk melakukan tindak tegas kepada Kapolres Ngada.
Ketua AMAN Nusa Bunga Philipus Kami ketika mendapat Informasi dari lokasi kejadian mengatakan bahwa Kronologi kejadian pada Selasa 8 november 2016 kurang lebih pukul 09.00 sat pol PP Nagekeo di bawah pimpinan Kasat Polisi Pamong Praja Jon Dou melakukan pembokaran secara paksa Pakar menuju Lokasi pembangunan waduk dan lokasi kegiatan warga untuk memasuki sejumlah alat kelokasi pembangunan waduk. Pihak kepoliasian dan Pol PP berhasil memasuki alat berupa mesin dan sejumlah Pipa. Masyarakat kemudia menutupi lagi pagar yang telah di buka.
Sekitar Pukul 14.30 wita Kapolres Ngada bersama aparat bersenjata laras panjang lengkap mendatangi Lokasi kejadian. Dan dilokasi tersebut di hadang oleh Ibu-ibu yang ingin merebut kembali wilayah tersebut. Melihat hal tersebut Ibu-ibu secara sepontan melakukan Aksi telanjang dada.
Dari kejadian tersebut pihak kepolisian bukan mundur malah dengan bangga mengatakan sedang menonton video gratis.
“ Lebih baik kamu telanjang dada karena ini video gratis,” kata kapolres Ngada dengan bangga.
Dalam Aksi penghadangan juga salah seorang perempuan yang bernama Noben ingin merekam kejadian tersebut dengan HP namun dari salah seorang kasat intel kapolres Ngada ( tidak diketahui namannya )langsung Merebut paksa HP tersebut dan memukul Perempuan itu dibagian punggung belakang.
Lanjut dari peristiwa itu juga Kapolres Ngada melontarkan Kata-kata bahwa Percuma kalian perempuan melakukan Aksi telanjang dada, format yang ada di kamu sama dengan yang ada di kami punya istri.
“Percuma kamu telanjang dada format yang ada di kamu juga ada di kami punya istri,” kata Kapolres Ngada
Selain itu kapolres Ngada sempat meminta Ketua AMAN untuk Bertemu Kapolres Ngada. Dan Sekitar pukul 06.00 rombongan polres Ngada meninggalkan lokasi kejadian.
Situasi sekarang ini antara pihak keamanan dan masyarakat di Rendu butowe, Ulupulu dan Labolewa kian memanas akibat penghadangan yang dilakukan oleh Ibu-ibu.
Saat berita ini di turunkan ketika pihak keamanan melakukan intimidasi dan teror terhadap masyarakat adat Rendu. ( JFM,JF)